Sabtu, 07 November 2009

Contoh Resensi

SENYUMAN SANG DEWI

Judul Buku : Senyuman Sang Dewi

Penulis : Varuni Dian Wijayanti

Penerbit : DAR! Mizan

Tebal : 131 halaman

Varuni Dian Wijayanti lahir di Cilacap, Jawa Tengah pada 13 Maret 1967. Setelah lulus SPG Negeri Cilacap pada 1985, penulis melanjutkan kuliah S1 Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Muhammadiyah Yogyakarta. Setelah lulus sebagai sarjana, pada 1990 penulis diangkat menjadi PNS dan mengajar di SMA Negeri 8 padang, Sumatera Barat. Sejak 1 Desember 2000 bersama suami, Dadang A. Dahlan, pindah ke Jawa, ditempatkan di SMA Negeri 1 Jakenan, Pati, Jawa tengah.

Novelnya Menyapu Awan Di Kaki Bukit Barisan (Adicita Karya Nusa, 1998) menjadi Juara III Lomba Menulis Novel Tk. Nasional Pusbuk 1997. Selain itu buku-bukunya juga senantiasa mendapatkan penghargaan; novel Macam Gendaman mendapat Juara III Adikarya IKAPI 2001.

Sedangkan, Novel Remaja Islami Senyuman Sang Dewi (DAR! Mizan, 2003) ini adalah buku remaja pertamanya yang diterbitkan DAR! Mizan di bawah Lini Sahabat Remaja Muslim. Novel ini merupakan adaftasi dari naskah Sang Penjaga Laut yang meraih Juara I Lomba Penulisan Novel Keagamaan Tk. Nasional Depag Pusat 2002.

Keunikan dari Novel ini yaitu salah satunya gambar disain jilid atau covernya yang bagus, yaitu di tepi pantai dengan warna yang menarik pula.

Diceritakan di sebuah desa di pinggir pantai berhembus cerita di masyarakat bahwa Sang Ratu Laut sedang mengamuk karena tidak diadakannya acara rutin, yaitu Sedekah Laut yang berupa ritual kepada Sang penjaga Laut. Padahal itu hanya akal-akalan Sujak saja yang ingin meraut keuntungan dari upacara tersebut. Sementara Sholeh yang tidak percaya akan hal itu menyarankan agar biaya yang biasa di pakai untuk sedekah laut untuk dibelikan bibit pohon bakau. Sujak yang tidak setuju itu pun berencana membunuh Sholeh, namun akhirnya gagal dan warga sekarang percaya bahwa sang Ratu Laut itu tidak ada, mereka hanya percaya pada Allah SWT.

Alur ceritanya yang tidak monoton, naik turun, walaupun setting tempatnya kebanyakan memang di daerah-daerah sekitar pantai saja, tanpa ada cerita mengenai bagaimana para pekerja yang ada di Jakarta, dan hanya diterangkan sekilas saja.

Dari segi bahasa, tokoh-tokoh kebanyakan menggunakan bahasa Jawa. Lalu ada sebagian kata yang kurang cocok, seperti keburu datangnya rembulan, lalu kabar yang bukan-bukan.

Novel ini bagus di baca untuk para remaja khususnya, walaupun tidak ada batasan umur. Karena novel ini mengajarkan kepada kita agar senatiasa bersabar dalam menghadapi masalah, terutama yang berhubungan dengan orang yang licik, seperti halnya Sujak yang dengan berbagai cara berusaha menghancurkan Sholeh. Tapi walaupun begitu Sholeh tetap teguh dan sabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar